Rabu, 09 Januari 2013

INDUSTRI OEKIMIA


INDUSTRI OEKIMIA


Industri oleokimia di Indonesia merupakan industri yang memiliki backup bahan baku yang sangat melimpah karena Indonesia merupakan produsen bahan baku bagi industri ini yakni CPO terbesar di dunia.

Meskipun memiliki industri bahan baku yang melimpah, namun perkembangan industri ini masih kalah dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia yang kapasitas produksinya mencapai dua kali lipat dari Indonesia.

Sebagai gambaran, Indonesia menguasai sekitar 12 persen permintaan oleochemical dunia yang mencapai enam juta metrik ton per tahun, sementara Malaysia mencapai 18,6 persen.

Industri hilir Malaysia mampu mengolah CPO menjadi lebih dari 120 jenis produk bernilai tambah tinggi, sedangkan Indonesia baru belasan produk. Malaysian Palm Oil Board (MPOB), yang merupakan institusi tertinggi dalam pelaksanaan kebijakan industri kelapa sawit di Malaysia adalah institusi di balik kesuksesan sawit Malaysia.

Industri oleokimia merupakan industri yang strategis karena selain keunggulan komparatif yakni ketersediaan bahan baku yang melimpah juga memberikan nilai tambah produksi yang cukup tinggi yakni di atas 40 persen dari nilai bahan bakunya yakni CPO dan PKO.

Meskipun belum seberkembang Malaysia, namun industri oleokimia Indonesia tumbuh dalam beberapa tahun terakhir dengan penambahan kapasitas dalam beberapa tahun terakhir baik yang sedang dilaksanakan maupun direncanakan. 

Terdapat beberapa pemain baru dan juga penambahan kapasitas produksi dari pemain yang sudah ada. Adanya beberapa rencana investasi baru menunjukkan bahwa industri ini cukup diminati dan akan berkembang di masa mendatang.

Penambahan kapasitas ini tepat meskipun secara global, kapasitas produksi dunia masih lebih besar dari kebutuhan produk oleokimia, namun pertumbuhan permintaan masih terus terjadi dengan level sekitar 5 persen per tahun sehingga prospek industri ini cukup menjanjikan.

Industri ini tidak lepas dari permasalahan di dalam negeri yang salah satunya adalah jaminan pasokan bahan baku berupa CPO yang belum sepenuhnya teratasi karena produksi CPO lebih banyak diekspor daripada dipasok ke industri dalam negeri.
Laporan ini akan mengulas industri oleokimia dasar di Indonesia mencakup produk-produk yakni fatty acid, fatty alcohol, dan glycerin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar